Pada tahun 1919,
Adolf Hitler pada usia 30 tahun adalah seorang yang tidak berarti. Dia tinggal
di München, dalam barak batalyon cadangan dari resimennya pada masa perang. Dia
tidak memiliki tempat tinggal lain dan tidak menginginkannya sama sekali.
Pengabdiannya sebagai tentara Jerman ternyata merupakan masa yang paling
bahagia dalam hidupnya, yang sebelumnya tanpa tujuan. Para veteran lain berjalan
dengan angkuh di jalan dan merampas medali serta tanda pangkat perwira yang
mereka jumpai. Bagi Hitler, perbuatan seperti itu terkutuk. Dia menghormati
militer dan apa pun yang dapat memulihkan kebesaran Jerman. Cintanya kepada
Jerman benar-benar aneh, sebab Jerman sebenarnya bukanlah tanah airnya. Dia
adalah orang Austria.
Adolf Hitler
lahir pada tanggal 20 April 1889 di kota kecil Braunau di dekat Sungai Inn yang
menjadi perbatasan antara Austria dan Bavaria. Beberapa leluhurnya mungkin
petani Ceko. Ayahnya pegawai kecil pabean, sedangkan ibunya seorang pembantu.
Masa mudanya dia ceritakan kemudian sebagai masa perjuangan dan
kemiskinanmeskipun dengan keras dia melarang orang lain menyelidikinya.
Sebenarnya, gaji ayahnya cukup untuk hidup enak dan mencari sekolah yang baik
bagi keluarganya.
Hitler membenci
sekolah; sekolah mengganggu hiburan kesukaannya, yakni melamun. Salah satu
angkanya yang "memuaskan" adalah menggambar, dan dari sinilah
mulainya sebuah lamunan. Kehidupan ayahnya yang membosankan sebagai birokrat
bukanlah idamannya. Dia ingin menjadi seniman atau arsitek. Dia sering menghabiskan
waktu berjam-jam lamanya membuat sketsa, monumen dan rumah khayal yang megah.
Pada usia 16
tahun, Hitler meninggalkan kota kecil Linz, Kampung halamannya, menuju Wina
yang gemerlapan-dan merupakan pukulan baginya. Dia melamar pada Akademi Seni rupa
yang mentereng, tetapi ditolak. Sketsa percobaannya dinilai "kurang
berbobot". Dia kemudian hidup dengan dana dari ibunya yang sudah janda.
Setelah ibunya meninggal, dia hidup dari dana pemerintah bagi yatim piatu
pegawai negeri. Dana ini berakhir sewaktu dia mencapai umur dewasa resmi, dan
harus berdikari.
Menurut Hitler
sendiri, tahun-tahun kehidupannya di Wina setelah itu merupakan "masa yang
paling menyedihkan dalam hidupku." Kemalangan itu sendiri sebenarnya lebih
disebabkan oleh kemalasan dan sikap Hitler sendiri yang tidak mau merendahkan
diri dan bergabung dengan kalangan yang membosankan, yakni pekerja jelata. Dia
mendapat nafkah dengan menjual cat air warna khusus. Dia membuat poster yang
mengiklankan sabun dan bedak anti keringat. Kadangkala, dia menjajakan sketsanya
mengenai tempat-tempat terkenal di Wina seperti Katedral St. Stephen dan Istana
Schönbrunn. Hidupnya terpaksa dijalani secara sederhana: dia tidak minum
minuman keras, tidak merokok, tidak makan daging dan hanya makan sayur.
Dalam keadaan
frustrasi, Hitler muda teracuni oleh hasutan anti-Yahudi yang marak pada masa
itu di Wina. Kota internasional ini telah menarik orang dari segala penjuru Kemaharajaan
Habsburg-orang Ceko, Serbia, Slovenia, Kroasia, Polandia, Hongaria, Rumania dan
Ruthenia-sehingga mengancam kekuasaan konservatif yang lama dipegang oleh kelompok
yang disebut orang Austria Jerman. Pembuat pamphlet membendung gelombang
manusia yang beraneka bahasa ini, dan pada khususnya menyebarkan kebencian
terhadap imigran Yahudi. Keturunan Jerman, demikian pernyataan mereka, adalah
ras unggul yang tidak boleh dicemari; lagi pula, warganya harus dipersatukan di
dalam Jerman Raya.
Hitler-yang memiliki hobi membaca secara tidak sistematis buku-buku rasis yang berpikiran sempit, melamun serta menipu diri sendiri--segera berubah menjadi seorang nasionalis Jerman yang fanatik yang berpusatkan pada identitas darah dan tanah. Nasionalisme Jermannya ini berasal dari pemikiran-pemikiran Fichte, Hegel, Treitsche, Nietzsche dan Richard Wagner. Opera-opera Wagner yang bergemuruh, dengan tekanannya pada mitologi-mitologi Teutonik dan Jerman memiliki pengaruh besar terhadapnya, sementara menarik perhatiannya. Nietzsche juga tulisan-tulisan Super Nietzsche mengkhotbahkan istilah manusia super (ubermensch), makhluk sempurna dalam hal pikiran dan tubuhnya, yang mencampakkan moralitas demi nilai-nilai kekerasan. Dengan cara ini, Nietzsche menyanjung ide-ide mengenai kekerasan dan kekuatan. Hitler dan kaum Nazi kemudian menyesuaikan dan menyalahgunakan ide-ide ini untuk menciptakan suatu negara totaliter yang bengis. Di mata Hitler, pahlawan Jerman Nordik adalah prototype manusia super, tetapi mereka harus dibebaskan dari norma-norma moralitas kristiani yang dibenci Hitler karena asal-usul Yahudinya.
Bagi Hitler
muda, pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914 dianggap scbagai berkat yang
membebaskannya dari kehidupan yang menyedihkan. Seniman gagal berusia 25 tahun
itu menyadari bahwa dia bisa menjadi seorang pahlawan Jerman dalam konflik itu.
Dia memutuskan bahwa tindakanlah, bukan kata-kata, yang akan menjadi jalan
hidupnya.
Meskipun masih
tercatat sebagai warga negara Austria, Hitler, yang telah pindah ke München
pada tahun 1913, berhasil bergabung dalam 1lentara Jerman melalui sebuah petisi
pribadi kepada Kaisar Wilhelm II. Dia terdaftar sebagai anggota resimen
intanteri Bavaria dan ditugaskan sebagai kurir di Front Barat di Flandria. Segera
keberaniannya diakui dengan penganugerahan medali Salib Besi Kelas Dua, dan
kemudian dengan Salib Besi Kelas Satu yang lebih didambakan penghormatan yang
jarang diberikan kepada seorang kopral.
Hitler adalah
tentara teladan, kadang kala terlalu besar bagi beberapa orang di kompinya.
Seorang teman mengenangnya sebagai gagak putih di antara kami yang tidak mau
ikut kalau kami mengutuk perang." Selain dipandang istimewa oleh rekan-rekannya,
Hitler juga dianggap sebagai orang mujur. Kecuali serangan gas yang sementara
waktu membutakannya menjelang akhir perang, satu-satunya cedera selama empat tahun
perang hanyalah luka di kaki. Hitler selamat dari perang dengan keyakinan bahwa
dia telah disisakan untuk menjalankan misi istimewa dalam hidupnya.
Petunjuk tentang
misi yang akan dilakukan itu tampak segera sesudah dia kembali ke München pada
awal tahun 1919. Pada saat itu, kota tersebut berada di tengah-tengah pergolakan
politik yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Raja Bavaria telah digulingkan
dalam suatu revolusi sosialis. Kurt Eisner, seorang Yahudi beraliran Sosial
Demokrat, membentuk Republik Rakyat Bavaria, tetapi dia dibunuh oleh seorang
perwira pada bulan Februari 1919. Insiden ini memicu terjadinya suatu
pemberontakan buruh, yang me- nyebabkan terbentuknya sebuah republik buruh
menurut model Soviet. Akan tetapi republik tersebut tidak berumur panjang. Pada
bulan April 1919, tentara pemerintah, dengan dukungan Freikorps, memadamkan pemberontakan
kaum Duruh. Sebuah pemerintahan Sosial Demokrat yang moderat Kembali berkuasa,
tetapi mereka segera digantikan oleh pemerintahan nasionalis sayap kanan yang
ekstrem di bawah Gustav von Kahr.
Selama periode
Weimar, Bavaria menjadi sebuah kubu kaum nasionalis sayap kanan. Kelompok sayap
kanan di Bavaria terdiri atas empat unsur: tentara reguler (Reichswehr), para
pendukung monarki, kaum konservatif dan gerombolan veteran tentara sayap kanan
Freikorps. Mereka semua memiliki kebencian terhadap Komunisme dan bernafsu
menggulingkan Republik Weimar. Dengan demikian, Bavaria-salah satu Negara federal
Jerman yang paling independen--merupakan sebuah tempat ideal untuk membentuk
sebuah partai nasionalis ekstrem yang bercita-cita menggulingkan Republik
Weimar. Di masa yang bergejolak di München inilah sejarah Gerakan Nasional
Sosialis dimulai pada musim semi 1919.
Orang yang
secara tidak sengaja membantu kelahiran Gerakan Nasional Sosialis adalah
seorang sejarawan München, Karl Alexander von Mueller. Dia berhubungan dekat
dengan para perwira nasionalis yang banyak berkeliaran di München pada masa itu
dan di sebuah pertemuan para prajurit dia terkesan dengan seseorang yang kelihatannya
memiliki kemampuan orator yang luar biasa untuk meyakinkan orang lain. Dia mengenang:
"Di bawah rambut ikal yang menggantung dalam gaya yang sangat tidak
militer, aku melihat sesosok wajah kurus yang pucat dengan kumis yang dipotong
pendek dan mata berwarna biru tua cerah yang benar-benar besar dengan pandangan
fanatik yang dingin. Mueller menyikut kawan sekolahnya, Mayr, yang duduk di
sampingnya: "Apakah kamu tahu bahwa kamu mempunyai seorang oratoralami'
diantara murid-muridmu?" Kapten Karl Mayr adalah Kepala Pers dan Propaganda
di Markas Besar Reichswehr di Bavaria. Dia mengenal orang tersebut: "Itu
Hitler dari Resimen List. Kau, Hitler, kemari sebentar." Mueller ingat bahwa
Hitler melakukan apa yang diperintahkan kepadanya, bergerak dengan kikuk,
setengah menantang, setengah kebingungan." Pemandangan tersebut mencirikan
ketergantungan Adolf Hitler terhadap para perwira Reichswehr di Bavaria dan
perasaan rendah diri yang perlu makan waktu bertahun-tahun untuk dihilangkan
oleh Führer Reich Jerman Raya masa depan itu. Mayr dengan cepat mengenali
kemampuan propaganda Kopral Hitler.
Pada bulan Juli 1919 seksi Mayr di Kementerian Perang Bavaria menuliskan sebuah daftar rahasia mengenai kontak mereka di masing-masing unit: daftar tersebut memasukkan nama "Hittler, Adolf". Mayr menemukan bahwa Hitler dengan senang hati mau menggunakan kemampuan oratornya di mana pun front ideologi terancam. Sebagai Scorang tentara cadangan, Hitler sendiri gembira sekali diberi tempat di dalam departemen politik pada komando daerah militer. Sang kopral perlahan-lahan membuktikan dirinya begitu berguna sehingga Mayr menghentikan sikap angkuh dan mulai menuliskan surat-suratnya dengan pewiranya, Sopan kepada yang terhormat Herr Hitler." Hitler menjadi Perang dan dianggap Kementerian pengunjung tetap sebagai seorang anggota staf politik Mayr. Suatu hari di kamp demobilisasi di Lechfeld para perwira kehilangan kendali terhadap anak buahnya; Hitler segera ke sana dan memulihkan keadaan. Seorang penghubung lainnya, Lorenz Frank, melaporkan pada 23 Agustus 1919: Hitler adalah seorang penghasut alami; di sebuah pertemuan, kefanatikan dan daya tarik populernya mendorong para pendengarnya untuk mendengarkannya."
Mayr memutuskan untuk menggunakan penemuannya bagi hal-hal yang lebih besar. Salah satu tugasnya adalah mengawasi partai-partai politik yang ada di Bavaria.. Pada bulan September 1919, dia mengirim Hitler untuk mengawasi sebuah partai kecil yang diduga subversit; partai ini menamakan dirinya Deutsche Arbeiter Partei (DAP atau Partai Buruh Jerman).
Partai yang dibentuk oleh seorang tukang kunci bernama Anton Drexler ini memiliki kurang dari 40 anggota dan mengadakan rapat-rapatnya di kedai-kedai bir di München. Sewaktu menghadiri suatu rapat, Hitler terperanjat dan senang. Ternyata partai ini sangat nasionalis dan patriotik. Namun, berbeda dengan kelompok lain semacam itu, partai ini hendak menyaingi kaum Sosialis dan Komunis dalam mencari dukungan masyarakat. Karena rasa ingin tahunya, Hitler menerima undangan menghadiri pertemuan pengurus partai di ruang belakang sebuah kedai jorok. Namun ketika dia mendengar pembacaan laporannya, dia menganggapnya tidak masuk akal. Seperti yang dituliskannya kemudian, dia menertawakan partai tersebut karena selain garis-garis besar, "Partai tidak mempunyai program yang konkret, tidak ada anggaran dasar atau anggaran rumah tangga yang dicetak, tidak ada kartu anggota dan stempel. Partai hanya hidup dari keyakinan dan tekad anggota saja ... Aku tersenyum pahit, karena menyadari bahwa beginilah keadaan partai-partai pada umumnya, yang jumlahnya sangat banyak, tumbuh bagaikan cendawan di musim hujan. Tidak mempunyai prinsip yang kuat, tidak mempunyai program yang nyata dan tidak mempunyai tujuan tertentu ... Dia juga menganggap laporan bendaharanya menyedihkan: seluruh dana partai hanya 7 mark 50 pfennig (tidak sampai dua dolar). Namun ketika didesak untuk bergabung, Hitler berjanji akan memikirkannya. Di baraknya malam itu dia merenung apakah hendak bergabung atau tidak dengan partai tersebut. Secara rasional, seperti yang dikatakannya kemudian, "Pikir-menganggap partai tersebut sebagai lelucon belaka." Namun perasaannnya memberikan dorongan untuk berpihak Kepadanya. Dia telah mendeteksi suatu keuntungan yang mungkin hanya sekali seumur hidup bisa diperolehnya: di sini tempat sebuah organisasi yang tidak punya tujuan, payah dan dikelola oleh orang-orang vang tidak terkenal. Meskipun diakuinya bahwa dia "termasuk di antara orang yang tidak dikenal", dia memiliki ide-ide yang jauh melebihi mereka dan segera melihat kemungkinan menerapkannya pada badan yang menggelepar karena kurang kepemimpinan, energi dan anggota. Sekalipun kecil, bagi Hitler DAP tampaknya memberi jalan untuk tampil ke pentas politik. Akhirnya, dua hari kemudian dia menjadi anggota komite partai yang ketujun. Dia bertekad akan membentuk partai itu menurut tujuannya sendiri.
Di antara
anggota Komite DAP terdapat Kapten Ernst Röhm, seorang anggota komando distrik
Reichswehr di München dan pastilah sudah dikenal oleh Hitler. Dalam komite tersebut
juga ada Gottfried Feder, yang telah memberikan pelajaran-pelajaran
anti-Komunisme kepada Hitler di unitnya. Hal ini memperlihatkan bukti bahwa
tentara telah berpikir untuk menggunakan gabungan pemikiran nasionalisme dan sosialisme
DAP sebagai sebuah alat bagi propaganda anti-Marxisnya sendiri. Pada mulanya,
Hitler dipandang sebelah mata oleh anggota partai lainnya. Drexler, pendiri
sekaligus ketua umum partai, menghinanya sebagai "orang kecil yang
aneh". Namun, dalam waktu kurang dari satu tahun, orang kecil yang aneh
itu, dengan sedikit bantuan dari kawan-kawannya dalam tentara, berhasil
menggeser kedudukan Drexler. Dalam partai kecil itu, Hitler memperlihatkan
bakat tidak terduga dalam berpropaganda dan berorganisasi. Dia mengubah nama
partai menjadi Nasionalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (Partai Buruh
Jerman Nasional Sosialis-disingkat Nazi) dan mengeluarkan pernyataan yang menuntut
agar Perjanjian Versailles dicabut, kewarganegaraan Jerman bagi orang Yahudi
dihapuskan, keuntungan perang disita, menuntut pembagian keuntungan industri
dan kenaikan pensiun. Ketika dia mengutarakan pernyataan ini dalam suatu rapat
massa, seorang mata-mata polisi melaporkan terjadinya reaksi riuh-rendah dalam
bangsal. Hitler telah menemukan suatu bakat lain lagi yang tidak terduga
sebelumnya, yaitu kemampuan membakar massa sampai ke puncaknya.
Karena sadar
akan kekuatan lambang, Hitler mengambil partai yang mengesankan: swastika.
Palang bengkok ini dianggap sebagai simbol suku Arya kuno, berupa roda
matahari. Warna bendera partai pun dipilih sendiri olehnya. Hitler memilih
swastika hitam untuk melambangkan perjuangan bagi Kejayaan orang Arya";
lingkaran putih di belakangnya sebagai Simbol ide nasional"; serta latar
belakang merah sebagai Ide sosialis dari gerakannya". Dalam pembaruan
lain, Hitler mengusulkan penggunaan kata "Heil sebagai salam wajib diantara
anggota partai dan menetapkan biaya masuk untuk pertemuan umum sebesar satu
reichsmark. Sewaktu berita ten tang keahliannya berpidato tersebar, biaya masuk
itu memperbesar kas partai.
Pada tanggal 1
April 1920, Hitler memutuskan keluar dari tentara dengan maksud untuk
memperjuangkan tujuan-tujuannya dengan seragam lainnya. Dengan suatu pesan
politik yang mencolok serta membaiknya keadaan pangan, Partai Nazi
memperlihatkan kemajuan yang berarti. Namun Hitler membutuhkan suatu
konfrontasi besar dengan lawan-lawan politiknya guna menarik perhatian lebih
banyak lagi. Pemikiran Hitler akan pentingnya terror dan kebrutalan terorganisasi-baik
untuk mengamankan pertemuan-pertemuan umumnya dari gangguan kelompok Merah
maupun untuk mengacaukan rapat-rapat partal partai lainnya-kemudian melahirkan
Sturmabteilung (SA, atau Pasukan Tempur). Hitler menunjuk Ernst Röhm untuk memimpin
dan mengembangkan satuan tugas partai berbaju coklat ini, yang terutama terdiri
atas bekas veteran yang menganggur. Dengan seragam, disiplin dan tindakan kekerasan
mereka, kaum Nazi segera mendapatkan perhatian luas.
Pada tanggal 4
November 1921, dalam suatu peristiwa yang kemudian menjadi legenda dalam
sejarah Partai, orang orang SA melemparkan para perusuh Komunis yang berusaha mengacaukan
suatu rapat Nazi. Pada kesempatan lainnya di bulan Oktober 1922, dalam suatu
demonstrasi di Kota Coburg, 800 orang pengikut Nazi berkelahi di jalan-jalan dengan
kaum Komunis dan Sosialis. Hal tersebut menand Kaum Nazi untuk menggunakan
kekerasan guna mengnantam lawan-lawannya. Dan dalam peristiwa tersebut, maupun
peristiwa-peristiwa lainnya, tujuan mereka berhasil..
Akan tetapi aksi untuk memuluskan propaganda Serta aksinya itu, Partai harus memiliki dana yang besar serta kawan-kawan yang berpengaruh. Dari sudut ini keadaan bukannya tidak menguntungkan. Secara umum tindak kekerasan yang dilakukan kelompok Merah di Bavaria menyebabkan para perwira militer dan tokoh-tokoh setempat yang berpengaruh, seperti para pejabat pemerintah dan para hakim, tidak merasa khawatir terhadap kegiatan sebuah partai sayap Kanan yang memerangi kaum Komunis. Misalnya, Kapten Röhm, yang merupakan anggota staf komando distrik, adalah seorang tokoh yang memiliki pengaruh pada tentara maupun Freikorps. Dia bukan hanya mendorong anggota kelompok-kelompok paramiliter untuk bergabung dengan Partai Nazi tetapi juga memperkenalkan Hitler pada tokoh-tokoh berpengaruh, seperti Jenderal Erich Ludendorf, seorang pahlawan Perang Dunia I sekaligus seorang nasionalis sayap Kanan, serta Jenderal Franz Ritter von Epp, komandan daerah militer wilayah München. Epp sendiri membantu pengumpulan dana untuk membeli sebuah surat kabar bagi partai, Völkischer Beobachter (Pemerhati Rakyat), pada bulan Desember 1920. Dengan dukungan seperti itu dari tentara yang selalu merupakan faktor yang kuat dalam politik Jerman-Hitler memperoleh keuntungan awal yang kuat.
Selama masa-masa
awal kegiatan politiknya di München, Hitler juga menarik sejumlah tokoh yang
kemudian memegang peranan penting dalam sejarah Nazi. Alfred Rosenberg, seorang
arsitek yang berasal dari Latvia, menjadi editor Völkischer Beobachter serta ahli
masalah rasial Partai berkat buku rasialisnya yang berjudul AMythus des 20
Jahrhunderts (Mitos Abad ke-20).
Rudolf Hess
adalah seorang pengikut setia lainnya. Lahir di Alexandria, Mesir, dia bertugas
sebagai seorang pilot dalam Angkatan Udara Jerman pada masa Perang Dunia I. Setelah
perang, dia menjadi seorang mahasiswa di Universitas München, di mana dia terpengaruh
oleh daya tarik Hiter.
Hermann Göring,
komandan terakhir Skuadron Pemburu Richthofen yang terkenal serta peraih medali
tertinggi Jerman untuk keberanian, juga tertarik bergabung dengan Nazi ketika
menjadi mahasiswa di München dan segera menjadi komandan SA.
Selain ketiga
orang tersebut, terdapat pula Julius Streicher, seorang guru sekolah dasar di
Nuremberg, yang mengelola surat kabar anti-Semit Der Stiürmer, serta Max Amann,
bekas sersan mayor di resimen Hitler pada masa perang, yang di- angkat menjadi
manajer bisnis Partai.
Keberadaan
begitu banyak bekas prajurit dalam Partai Nazi pada masa-masa awalnya membuat
partai tersebut bisa dikatakan sebagai sebuah unit propaganda tentara, yang dipimpin
oleh seorang nasionalis ekstrem dengan dukungan sebuah kekuatan tentara pribadi
yang bersifat paramiliter, yang siap dan berkeinginan untuk menggulingkan pemerintahan
yang sah. Bahkan organisasi awal NSDAP mirip dengan struktur komando tentara.
Pemimpinnya memiliki kekuasaan mutlak atas partai (dikenal sebagai
Führerprinzip, atau aturan pemimpin). Setiap anggota diwajibkan mengikuti keinginan
sang pemimpin tanpa banyak tanya. Setiap anggota partai yang ingin mengubah
program partai dihadapkan pada ancaman pemecatan.
mantap
BalasHapus